Hukumboneka dalam Islam sebagaimana yang dilakukan oleh Aisyah RA sebatas untuk permainan belaka adalah diperbolehkan. Boneka dan dunia anak-anak apalagi untuk anak perempuan seperti dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Bahkan Aisyah pernah memiliki mainan binatang Kuda yang bersayap dua sebagaimana dalam riwayat berikut;
Merujukhadist di atas, Islam hanya membolehkan tiga olahraga yang disebutkan Nabi untuk mengadakan perlombaan. Sementara olahraga lain seperti renang, maraton hingga cerdas cermat tidak dibolehkan. Perlu dipahami bahwa hadiah (yang dibolehkan) yang diberikan pada pemenang di perlombaan-perlombaan di atas adalah hadiah dari pihak ketiga (bukan dari peserta lomba).
Permainanini dapat dimainkan oleh 8 orang dimana 4 orang bermain sebagai udang (penangkap) dan 4 orang lainnya berperan sebagai ikan (regu yang ditangkap). Permainan ini juga dapat meningkatkan keterampilan motorik kita, dimana jika kita ingin mengejar impian kita, kita harus melakukan dengan giat, gigih, ulet, tangkas, dan kekompakan tim yang
Terlepasdari keseruan semua permainan itu, bagaimana Islam memandang bermain game? Islam tentunya bukanlah agama yang tidak mengerti tentang manusia. Islam memperlakukan manusia sesuai naluri dan kemanusiaannya. Islam sangat memberikan keluasan dan kelapangan bagi manusia untuk merasakan kenikmatan hidup.
Makruh Pendapat lain mengenai hokum bermain dadu adalah makruh. Pendapat ini dinyatakan oleh beberapa ulama seperti Abu Ishaq Al Maruzi yang merupakan ulama Syafi'iyah. Akan tetapi pendapat ini dianggap tidak berdasar dan tidak dapat mengalahkan dalil-dalil yang menyatakan bahwa permainan dadu adalah haram.
ZKZv. 403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID fY0QpJAX7h11BUUp_T34Xi14SmHdn-X7sEwCZ2z3mTdh-pYwNj6FeQ==
Jakarta - Kurban merupakan salah satu anjuran dalam Islam yang hukumnya adalah sunnah muakkadah sangat dianjurkan. Lantas, bagaimana hukumnya berkurban atas nama orang lain?Simak penjelasan lengkapnya!Dilansir dari detikHikmah yang menukil Kitab Fiqhul Islam wa Adillatuhu karya Wahbah az-Zuhaili, dijelaskan bahwa kurban secara etimologis adalah sebutan bagi hewan yang disembelih saat Hari Raya Idul Adha. Menurut istilah fiqih, kurban adalah perbuatan menyembelih hewan tertentu dengan niat mendekatkan diri kepada Allah SWT dan dilakukan pada waktu tertentu. Dapat juga didefinisikan bahwa kurban adalah hewan yang disembelih pada Hari Raya Idul Adha dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah menjalankan kurban dimulai pada tahun ke-3 H, sama halnya dengan zakat dan salat hari raya. Dasar anjuran pelaksanaannya terdapat dalam Al-Qur'an, as-Sunnah, hingga ijma'.Dalil perintah kurban dalam Al-Quran disandarkan pada firman Allah SWT dalam surah Al-Kautsar ayat 2,فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ ٢Artinya "Maka, laksanakanlah salat karena Tuhanmu dan berkurbanlah!"Sementara itu, anjuran dalam hadis yang diterangkan Syaikh Sulaiman Ahmad Yahya Al-Faifi dalam Kitab Al-Wajiz fi Fiqh As-Sunnah Sayyid Sabiq, disandarkan pada hadits riwayat Bukhari dan Muslim dari hadis tersebut disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW berkurban dengan dua ekor kambing yang bertanduk dan gemuk. Beliau menyembelihnya sendiri seraya menyebut nama Allah SWT dan Kurban Atas Nama Orang LainMasih dalam buku yang sama, disebutkan bahwa mazhab Syafi'i berpendapat tidak diperbolehkan untuk berkurban atas nama orang lain tanpa seizin orang itu, sebagaimana tidak dibolehkan berkurban bagi orang yang sudah ada pengecualian apabila si mayit sudah mewasiatkan sebelumnya. Hal itu sebagaimana dalam firman Allah SWT,وَاَنْ لَّيْسَ لِلْاِنْسَانِ اِلَّا مَا سَعٰىۙ ٣٩Artinya "Bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya." QS An Najm 39Jika si mayit sudah mewasiatkan sebelumnya, maka diperbolehkan untuk berkurban atas mayit tersebut. Dari wasiatnya itu, si mayit mendapatkan apabila seseorang berkurban atas nama orang lain yang sudah meninggal, maka wajib hukumnya menyedekahkan seluruh daging kurban kepada orang miskin. Sehingga, baik si pemilik maupun orang-orang kaya tidak boleh memakannya. Hal ini dikarenakan tidak mungkin mendapatkan izin dari si mayit untuk memakan daging mazhab Syafi'i hal serupa juga berlaku dalam hal kurban yang disebabkan oleh nadzar atau hewan yang disebabkan nadzar atau hewan yang sudah ditetapkan sebagai kurban. Dalam kondisi tersebut, maka daging hewan kurban tidak boleh dimakan oleh si pemilik kurban maupun pihak-pihak lain yang berada di bawah hewan yang telah ditetapkan sebagai kurban itu tiba-tiba melahirkan anak, maka anak dari hewan kurban itu juga harus ikut disembelih seperti demikian, diperbolehkan bagi si pemilik kurban memakan daging si anak hewan, sebagaimana kebolehan baginya meminum susu si induk hewan. Meskipun diperbolehkan untuk meminum susu dari anak hewan kurban tersebut, maka hukumnya itu, untuk kurban yang sifatnya sunnah, si pemilik kurban dianjurkan untuk turut memakan beberapa potong daging hewan itu untuk mendapatkan berkah dari kurban yang ia ini didasarkan pada firman Allah SWT dalam surah al-Hajj ayat 28,لِّيَشْهَدُوْا مَنَافِعَ لَهُمْ وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللّٰهِ فِيْٓ اَيَّامٍ مَّعْلُوْمٰتٍ عَلٰى مَا رَزَقَهُمْ مِّنْۢ بَهِيْمَةِ الْاَنْعَامِۚ فَكُلُوْا مِنْهَا وَاَطْعِمُوا الْبَاۤىِٕسَ الْفَقِيْرَ ۖ ٢٨Artinya "Mereka berdatangan supaya menyaksikan berbagai manfaat untuk mereka dan menyebut nama Allah pada beberapa hari yang telah ditentukan atas rezeki yang telah dianugerahkan-Nya kepada mereka berupa binatang ternak. Makanlah sebagian darinya dan sebagian lainnya berilah makan orang yang sengsara lagi fakir."Demikian penjelasan tentang hukum melaksanakan kurban untuk orang lain. Semoga membantu ya detikers! Simak Video "Tips Jumatan di Masjidil Haram yang Kian Padat" [GambasVideo 20detik] urw/alk
Pertanyaan Saya dan saudariku bermain permaian memasak. Di tengah permainan mereka merayakan hari raya mereka. Ketika kami mengganti dekor restoran, kita berhenti melakukan hal itu. Tapi kita tidak dapat melewati sesi khusus dengan perayaan. Apakah kita berdosa kalau kami melanjutkan permainan ini? Teks Jawaban diperbolehkan merayakan perayaan non muslim, tidak juga perayaan bid’ah yang diadakan oleh sebagian orang Islam. Meskipun hal itu termasuk dalam permainan. Karena yang diharamkan itu tidak diperbolehkan rela dan mengakuinya. Apalagi ikut serta di dalamnya. Bagi umat Islam tidak ada perayaan yang dirayakan kecuali hari raya Idul Fitri dan Idul Adha. Selain dari itu, termasuk perayaan yang baru. Kalau dilakukan dalam rangka beribadah, maka ia termasuk bid’ah tercela. Kalau dilakukan karena sekedar kebiasaan adat saja, juga dilarang dari sisi menyerupai orang kafir. Karena mereka dikenal dengan membuat perayaan dan merayakannya. Diriwayatkan Abu Dawud, 1134 dan Nasa’I, 1556 dari Anas berkata قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ وَلَهُمْ يَوْمَانِ يَلْعَبُونَ فِيهِمَا ، فَقَالَ مَا هَذَانِ الْيَوْمَانِ ؟ قَالُوا كُنَّا نَلْعَبُ فِيهِمَا فِي الْجَاهِلِيَّةِ ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ قَدْ أَبْدَلَكُمْ بِهِمَا خَيْرًا مِنْهُمَا يَوْمَ الْأَضْحَى وَيَوْمَ الْفِطْرِ وصححه الألباني في "السلسلة الصحيحة" 2021 “Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam datang di Madinah, sementara mereka mempunyai dua hari bermain di dalamnya. Maka beliau bertanya, “Apa dua hari ini? Mereka menjawab, “Dahulu kami bermain dalam dua hari waktu jahiliyah. Maka Rasulullah sallallahu alahi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah telah mengganti keduanya dengan yang lebih baik hari raya Adha dan hari raya Fitri. Dinyatakan shoheh oleh Albani di Silsilah Shohehah, 2021. Beliau sallallahu alaihi wa sallam juga bersabda, “Siapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk di dalamnya.” HR. Abu Dawud, 4031 dinyatakan shoheh oleh Albani di Shoheh Sunan Abi Dawud. Kalau sekiranya tidak dapat melewati perayaan dalam permainan ini dan harus ikut serta di dalamnya, maka tidak diperbolehkan melanjutkan permainan. Dan permainan mubah yang tidak ada hal itu banyak dan mencukupi. Permainan semacam ini, menumbuhkan anak kecil cinta terhadap kebatilan dan membiasakannya. Menjadikan perayaan hari valentin, hari raya Barbi, hari kelahiran. Harus berhati-hati dan jauhkan anak kecil darinya. Untuk faedah silahkan melihat jawaban soal no. 237205. Wallahu a’lam .
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. PendahuluanBanyak pandangan yang menyatakan bahwa agama adalah bagian dari kebudayaan, dan banyak pula yang menyatakan bahwa kebudayaan adalah hasil dari agama. Hal ini sering kali membingungkan ketika agama Islam perlu diletakkan dalam konteks kehidupan sehari-hari. Misalnya, Koenja Raningrad mendefinisikan kebudayaan sebagai kumpulan gagasan dan karya manusia yang harus dipelajari bersama dengan segala konsekuensi dari pemikiran dan karya manusia. Ia juga menjelaskan bahwa semua budaya, termasuk lembaga keagamaan, memiliki unsur universal. Oleh karena itu, banyak yang mengatakan bahwa agama adalah bagian dari budaya. Islam adalah hukum agama hukum. Hukum agama ini diturunkan oleh Allah SWT melalui wahyu kepada Nabi Muhammad SAW dan diberlakukan oleh umat Islam tanpa kecuali dan tanpa larangan sedikit pun. Oleh karena itu, karakter fundamental Islam adalah perspektif normatif yang komprehensif dan orientasi legal dan formalis yang dijelaskan dalam Al-Qur'an surat al-Baqoroh ayat 208 yang artinya, "Hai orang-orang yang beriman, masuklah ke dalam Islam dengan sempurna dan janganlah mengikuti jejak setan. Sesungguhnya, iblis adalah musuh Anda yang sebenarnya". Islam harus diterima secara utuh dalam arti semua hukumnya ditegakkan pada semua tingkat kehidupan sosial. Secara umum, ada dua pola dalam konsep Islam hubungan vertikal dengan Allah SWT dan hubungan dengan saudara manusia. Hubungan yang pertama bersifat religius ibadah, sedangkan yang kedua bersifat sosial muamalah. Masyarakat membentuk komunitas, yang menjadi wadah bagi kebudayaan. Konsep ini dalam penerapannya tidak terlepas dari tujuan syariat Islam untuk melindungi kesejahteraan manusia di dunia dan akhirat. Oleh karena itu, Islam memiliki dua aspek aspek agama dan aspek budaya. Jadi ada Islam dan budaya Islam. Dari sudut pandang ilmiah kita dapat membedakan antara keduanya, tetapi dari sudut pandang Islam tidak mungkin dilakukan. Antara integrasi bentuk kedua dan pertama. Integrasinya begitu erat sehingga sering kali sulit menemukan persoalan, baik yang bersifat agama maupun budaya. Misalnya, pernikahan, perceraian, rekonsiliasi, warisan, dll. Dari sudut pandang budaya, hal-hal ini milik budaya. Tetapi persediaan itu berasal dari Tuhan. Dalam hubungan kita dengan Tuhan, kita mematuhi perintah dan larangan Tuhan. Namun, ia memasuki hubungan manusia dalam kategori budaya. Agama dan budaya merupakan nilai dan simbol, sehingga dapat saling mempengaruhi. Agama adalah simbol ketaatan kepada Tuhan. Begitu pula budaya, yang memungkinkan manusia hidup di lingkungan itu. Dengan kata lain, budaya religi merupakan simbol yang mengekspresikan nilai-nilai religi. Masyarakat dan BudayanyaSeperti di Indonesia sendiri, ada berbagai budaya, kelompok etnis, adat istiadat dan agama. Oleh karena itu, tidak heran jika setiap suku dan agama memiliki tradisi budaya dan adat istiadatnya masing-masing. Salah satunya adalah suku Jawa tradisional dengan tradisi Mudun yang lemah. Beberapa suku Jawa di Sidoarjo masih mempertahankan tradisi leluhurnya. Tradisi yang masih dipertahankan adalah Mudung Lemah Tedak Shiten, atau peringatan 7 bulan kelahiran bayi. Orang Jawa biasanya mengikuti tradisi Mudun Lemah Slametan saat berusia 7-8 bulan. Padahal, tradisi asli Jawa ini sudah diwariskan secara turun-temurun sejak zaman dulu. Namun tradisi Mudun Lemah daerah Sidoarjo tidak sedetail tradisi nenek moyangnya. Tapi masih menggunakan bahan standar Jawa seperti bubur merah, tetel beras ketan, jajanan pasar, gedang rojo, gedang susu , bunga setaman dan permainan Islam Dalam Merespon Tradisi Adat/'UrfMetode berfikir di kalangan madzhab Syafi'i antara lain berpijak pada kaidah Hukum asal dalam segala sesuatu adalah boleh. Sedangkan dikalangan madzhab Hanafi menggunakan kaidah sebaliknya yaitu Hukum asal dalam segala sesuatu adalah dilarang Dalam perkembangannya dua kaidah yang kontradiktif tersebut diberikan peran masing-masing dengan cara membedakan wilayah kajiannya. Kaidah ditempatkan dalam kajian bidang muamalah selain ibadah mahdhah/ritual dan kemudian muncul kaidah Hukum asal dalam urusan muamalah adalah boleh dilakukan, selain hal-hal yang telah ditentukan haram oleh dalil/nash Sedangkan kaidah ditempatkan dalam wilayah kajian ibadah mahdhoh / ritual dan kemudian muncul kaidah Hukum asal dalam urusan ibadah adalah tidak boleh dilakukan, kecuali ada dalil yang memperbolehkan/memerintahkan. Memahami dan mencermati dua prinsip kaidah tersebut sangat penting untuk menilai apakah tradisi/kebiasaan/adat yang ada di masyarakat tersebut boleh atau tidak, bid'ah atau tidak bid'ah. Prinsip yang pertama, dalam urusan/wilayah/bidang muamalah selain ibadah adalah "segala sesuatu boleh dilakukan walaupun tidak ada perintah, asalkan tidak ada larangan", atau lebih jelasnya "seseorang boleh melakukan sesuatu, meskipun tidak ada dalil yang memerintahkannya, yang penting tidak ada dalil yang melarangnya. Sedangkan prinsip kedua, seseorang tidak boleh melakukan ibadah kalau tidak ada perintah, atau lebih jelasnya "seseorang boleh melakukan suatu ibadah kalau ada perintah, walaupun tidak ada larangan". Oleh karena itu, semua tradisi/tradisi/adat istiadat yang ada dalam masyarakat diperbolehkan tidak ada nash yang melarangnya sepanjang tidak relevan dengan urusan ibadah dan tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Secara khusus, dalam bidang jual beli transaksi dan kontrak, tradisi, kebiasaan, dan kebiasaan tertentu dapat dijadikan sebagai dasar legitimasi bagi pertimbangan hukum dan sekaligus dapat dijadikan sebagai dasar legitimasi untuk bertransaksi. Penyelesaian Sengketa Hukum. Asas ini tertuang dalam kaidah adat dapat dijadikan dasar penetapan undang-undang. Hal ini karena tidak semua persoalan muamalah dapat diselesaikan secara detail dalam Al-Quran dibahas dalam Al-Quran dengan detail yang sangat terbatas, sebagian besar lainnya hanya prinsip-prinsip dasar yang diselesaikan, tetapi itu tidak benar. Kebanyakan ibadah diatur secara detail, termasuk teknis 1 2 Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
– Permainan yang dibolehkan dalam Islam. Islam sangat memperhatikan semua lini kehidupan manusia, termasuk dalam permainan. Tidak semua permainan boleh dan baik bagi anak. Ada beberapa permainan yang boleh dan ada yang tidak. Sebagai orang tua kita bertugas untuk menyeleksi permainan mana yang boleh anak kita mainkan ada yang tidak. Permainan yang boleh dilakukan antara lain 1. Permainan yang tidak mengandung dosa dan maksiat Perlu diingat oleh para orang tua, berikanlah anak-anak yang tidak mengandung dosa dan maksiat. Seperti permainan bercampurnya antara laki-laki dan perempuan. Dimana di dalamnya akan menyebabkan terjadinya ikhtilat bercampur laki-laki dan perempuan yang bukan mahram secara bebas tentu saja peluang dosa dan maksiat akan besar. Banyak saat ini kita dapati para anak-anak, remaja dan dewasa yang suka berkumpul menyalurkan hobi dalam komunitas seperti bersepeda, fotografi, travelling dan lainnya. Kemudian hal itu memberikan peluang untuk berbuat yang dilarang agama. Bahkan menjurus pada pergaulan bebas. Jadi jangan sampai memilih permainan yang seperti ini ya. Orang tua wajib selektif dalam memilih berbagai permainan untuk anak-anak. 2. Permainan yang berfaedah bagi pertumbuhan jasmani dan akal pikiran anak Diantara permainan tersebut adalah berlari, melompat, melempar, mengangkat, membuat sesuatu, menyusun atau menata benda-benda tertentu dan lain- lain. Tentu saja hal tersebut akan melatih dan menguatkan ototnya. Pilihlah permainan yang benar bermanfaat bagi anak-anak tapi tidak mengabaikan tujuan utama seperti beribadah dan belajar. Bermainlah sewajarnya saja dan jangan berlebihan. 3. Latihan memanah, berenang dan berkuda Ketahuilah bahwa permainan memanah dan bisa diartikan juga menembak pada zaman sekarang, berenang dan berkuda bersepeda, bermotor, atau mengendarai mobil pada zaman sekarang adalah permainan yang Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Sallam anjurkan. Diriwayatkan oleh sahabat Jabir bin Abdillah radhiyallahuanhu bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, كُلُّ شَئْ ٍلَيْسَ فِيْهِ ذِكْرُ اللهِ فَهُوَ لَهْوٌ وَلَعِبٌ إِلاَّ أَرْبَعٌ مُلاَعَبَةُ الرَّجُلِ امْرَأَتَهُ وَتَأْدِيْبُ الرَّجُلِ فَرَسَهُ وَمَشْيُهُ بَيْنَ الْغَرْضَيْنِ وَتَعْلِيْمُ الرَّجُلِ السِّبَاحَةَ “Setiap hal yang tidak ada dzikir kepada Allah adalah lahwun kesia-siaan dan permainan belaka, kecuali empat candaan suami kepada istrinya, seorang lelaki yang melatih kudanya, latihan memanah, dan mengajarkan renang.” HR. An-Nasai, dinilai shahih oleh Al-Albani 4. Permainan atau keterampilan yang bisa membangun keluhuran jiwa dan ketangkasan serta akhlak mulia Banyak sekali keterampilan yang bisa kita lakukan bersama anak-anak seperti memasak di dapur, berkebun, berbagi dengan sesama dan kegiatan lainnya yang akan mendidik anak kita. Keterampilan dan permainan yang mengasyikkan akan membuat anak-anak lebih mandiri, lebih bersimpati dan mudah bergaul dengan orang lain. Kesimpulan Orang tua perlu memahamkan anak-anak bahwa apapun permainan yang mereka lakukan baik itu terkait kesukaan, hobi maupun keterampilan semua kita niatkan untuk memperoleh Ridha Allah semata. . Jangan sampai keahlian yang kita miliki seperti memanah misalnya malah tujuannya untuk mencelakakan orang lain. Perlu juga orang tua ingat bahwa fitrahnya anak adalah bermain sehingga kita pun jangan terlalu membatasi mereka bermain. Hal yang perlu kita lakukan adalah mengawasi dan menasehati mereka saja. عن الحسن أنه دخل منزله وصبيان يلعبون فوق البيت، ومعه عبدالله ابنه، فنهاهم، فقال الحسن دعهم؛ فإن اللعب ربيعهم “Dari Al-Hasan Al-Bashri, ia masuk ke rumahnya dan ketika itu anak-anak kecil sedang main di atas rumahnya. Abdullah putra beliau yang baru masuk bersama beliau lalu melarang anak-anak tersebut. Al-Hasan Al-Bashri mengatakan Biarkan mereka! Karena bermain adalah kesenangan mereka” Diriwayatkan oleh Ibnu Abid Dunya, dalam kitab Al Iyal, 2/791. Terima kasih telah membaca artikel kami. Temukan jawaban dan inspirasi setiap hari bersama Erudisi. Jangan lupa share ya artikel ini di sosial media atau aplikasi chat teman-teman.
permainan yang diperbolehkan dalam islam