HSI10.33 Orang-orang Quraisy mendebat Rasulullah ﷺ; HSI 10.32 Orang-orang Quraisy Meminta Mu'jizat; HSI 10.31 Perundingan Orang Quraisy kepada Abu Thalib; HSI 10.30 Ujian Bagi Kaum Muslimin Yang Lemah; HSI 10.29 Ujian Setelah dakwah Jahriyah Bagian 2; HSI 10.28 Ujian Setelah dakwah Jahriyah Bagian 1; HSI 10.27 Islamnya Beberapa Sahabat 19Halaqah 03- Beriman Dengan Nama-Nama Umum Malaikat - 02:25. 20 Halaqah 04- Beriman Dengan Nama-Nama Khusus Malaikat - 05:52. 21 Halaqah 05- Nama-Nama Yang Tidak Benar Penisbahannya Kepada Sebagian Malaikat - 04:16. 22 Halaqah 06-Beriman Dengan Sifat-Sifat Fisik Malaikat Bagian 1 dari 4 - 04:29. 23 Halaqah 07-Beriman Dengan Sifat-Sifat Fisik Halaqahyang ke-8 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Fitnah Kubur" 1. Silabus HSI ART-211 (1) 2. Muqaddimah HSI (5) 3. Silsilah Belajar Tauhid (25) 4. Silsilah Mengenal Allah Subhanahu wa Ta'ala (10) 5. Silsilah Ilmiyyah Mengenal Rasulullah Shallallahu 'alayhi wa sallam (7) 6. Menyembelihuntuk selain Allah Bernadzar kepada selain Allah Ruqyah Berdoa kepada selain Allah Syafaat Ghuluw Sihir Perdukunan Tathayur Meramal nasib dengan bintang Bersumpah selain dengan nama Allah Riya' Cinta Allah Takut kepada selain Allah Taat ulama dalam kebenaran Menyandarkan kenikmatan kepada Allah Ridha dengan hukum Allah Halaqah07; HSI 07 - 08 At Tauraah (Kitab Taurat) Bagian 1. By. admin - November 5, 2019. 0. Facebook. Twitter. Google+. Pinterest. WhatsApp. RELATED ARTICLES MORE FROM AUTHOR. HSI 07 - 25 Buah Beriman Dengan Kitab-Kitab. HSI 07 - 24 Penyimpangan Dalam Hal Iman Dengan Kitab Allah. adminApril 11, 2019 Halaqah 5 Beriman Kepada Hari Akhir Bagian 2. Halaqah 41 - Beriman Kepada Hari Akhir Memperbanyak al-Hasanah (Kebaikan) dan Menghilangkan as-Sayyiah (Dosa) Bagian 1 Seorang yang beriman pada hari akhir dan beriman bahwasanya kelak akan dihisab, maka hendaklah dia memohon rahmat dari Allah سُبْحَانَهُ وَ DWvuv. Halaqah Silsilah Islamiyyah adalah sebuah kegiatan pembelajaran agama islam jarak jauh dengan memanfaatkan sarana grup di aplikasi WhatsApp. Kegiatan ini diprakarsai oleh Ustadz Dr. Abdullah Roy Lc. MA, Alumni S3 di Universitas Islam Madinah, Kerajaan Saudi Arabia. Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan cara pemberian audio kajian setiap pagi dari hari senin sampai dengan jumat. Rekaman audio yang disampaikan langsung oleh Ustadz Dr. Abdullah Roy Lc. MA, ini berdurasi kurang lebih lima menit. Pada malam harinya, peserta diharapkan berpartisipasi dalam tanya jawab dengan materi dari audio yang telah didengarkan pada pagi hari. Dan pada setiap hari ahad terdapat evaluasi untuk lebih memperdalam pemahaman para peserta halaqah. Selanjutnya di setiap akhir silsilah diadakan ujian akhir untuk mengetahui sejauh mana peserta memahami materi yang telah disampaikan. Bagi peserta yang lulus ujian akan diberikan syahadah oleh Ustadz Dr. Abdullah Roy Lc. MA, sebagai tanda partisipasi telah mengikuti program HSI Abdullah Roy. HSI 07 ~ Silsilah Beriman Kepada Kitab – Kitab Allah Halaqah – 01 Pengertian Kitab Secara Bahasa dan Syariat Halaqah – 02 Pentingnya Beriman Dengan Kitab-kitab Allah Halaqah – 03 Wahyu Halaqah – 04 Beriman Bahwasanya Kitab Ini Benar-benar Turun Dari Allah Halaqah – 05 Beriman Dengan Nama2, Kitab2 Allah Yang Kita Ketahui Namanya Halaqah – 06 Shuhuf Ibrahim Halaqah – 07 Shuhuf Musa dan Kitab Az-Zabur Halaqah – 08 At-Tauraah Kitab Taurat Bagian 1 Halaqah – 09 At-Tauraah Kitab Taurat Bagian 2 Halaqah – 10 At-Tauraah Kitab Taurat Bagian 3 Halaqah – 11 At-Tauraah Kitab Taurat Bagian 4 Halaqah – 12 Kitab Al-Injil Bagian 1 Halaqah – 13 Kitab Al-Injil Bagian 2 Halaqah – 14 Kitab Al-Injil Bagian 3 Halaqah – 15 Kitab Al-Quran Bagian 1 Halaqah – 16 Kitab Al-Quran Bagian 2 Halaqah – 17 Kitab Al-Quran Bagian 3 Halaqah – 18 Kitab Al-Quran Bagian 4 Halaqah – 19 Kitab Al-Quran Bagian 5 Halaqah – 20 Kitab Al-Quran Bagian 6 Halaqah – 21 Membenarkan kabar-kabar yang shahih Halaqah – 22 Beramal, Ridha Dan Berserah Diri Dengan Hukum-Hukum Halaqah – 23 Hukum Membaca Kitab-Kitab Sebelum Al Quran Halaqah – 24 Penyimpangan-Penyimpangan Dalam Hal Iman Halaqah – 25 Buah beriman dengan kitab-kitab Allah 🎙 Ustadz Dr. Abdullah Roy, حفظه لله تعالى 📗 Silsilah Al-Ushulu Ats-Tsalasah بسم اللّه الرحمن الرحيم السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه Halaqah yang pertama dari Silsilah Ilmiyyah Penjelasan Kitāb Al Ushūlu AtsTsalātsah wa Adillatuhā 3 Landasan utama dan dalīl-dalīlnya yang dikarang oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahāb bin Sulaimān At Tamimi rahimahullāh. Kitāb ini sebagaimana judulnya Al Ushūlu AtsTsalātsah yang artinya adalah 3 landasan utama, yang dimaksud dengan 3 landasan disini, adalah ⑴ Ma’rifatullāh Mengenal Allāh Subhānahu wa Ta’āla ⑵ Ma’rifatunnabi shallallāhu alayhi wa sallam mengenal Nabi Muhammad shallallāhu alayhi wa sallam ⑶ Ma’rifatudīnil Islām Mengenal agama Islām Inilah yang dimaksud dengan Al Ushūlu AtsTsalātsah 3 Landasan utama yang ingin disampaikan oleh pengarang didalam kitāb beliau ini. Apa keutamaan mengenal 3 perkara ini? Didalam sebuah hadīts yang diriwayatkan oleh Imām Ahmad, Abū Dāwūd dan juga yang lain, dan hadīts ini adalah hadīts yang shahīh. Dari Al Barā ibnu Azīb radhiyallāhu ta’āla anhu dimana didalam hadīts ini Rasūlullāh shallallāhu alayhi wa sallam menceritakan tentang kisah seseorang atau setiap manusia ketika dia meninggal dunia. Bagaimana dia dicabut nyawanya oleh malāikat, bagaimana dibawa nyawanya keatas kemudian dikembalikan kebumi, kemudian akan datang dua orang malāikat yang bernama Munkar dan Nankir yang akan bertanya kepada orang tersebut tentang tiga perkara. Baik orang tersebut seorang yang mukmin muslim kāfir atau seorang munāfiq sekalipun, akan ditanya tentang 3 perkara ini. ⑴ Ditanya tentang manrabbuka siapa tuhanmu. ⑵ Ditanya tentang maa dīnuka apa agamamu ⑶ Ditanya tentang siapa nabimu. Setiap dari kita akan ditanya tentang tiga perkara ini, kecuali yang memang telah dikecualikan oleh dalīl. Setiap kita akan ditanya siapa Rabbnya, siapa Nabinya dan apa agamanya. Apabila dia seorang muslim yang selama hidupnya, √ Mengenal Allāh Subhānahu wa Ta’āla, menunaikan haknya. √ Mengenal Nabi Muhammad shallallāhu alayhi wa sallam, menunaikan hak beliau sebagai seorang rasūl. √ Mengenal agama Islām, menjalankan perintahnya menjauhi larangannya. Maka diharapkan orang seperti ini akan mendapatkan taufīq dan kemudahan dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla didalam menjawab pertanyaan dua malāikat ini. Dia akan mengatakan √ Rabb ku adalah Allāh Subhānahu wa Ta’āla. √ Nabiku adalah Muhammad shallallāhu alayhi wa sallam. √ Agamaku adalah agama Islām. Namun apabila selama didunia dia termasuk orang yang kufur, mengingkari Allāh, mengingkari Nabi Muhammad shallallāhu alayhi wa sallam dan berpaling dari memeluk agama Islām seperti orang-orang kāfir, maka mereka tidak akan mendapatkan taufīq untuk bisa menjawab tiga pertanyaan ini. Demikian pula orang munāfiq yang mereka menampakkan keislāman dan menyembunyikan kekufuran di dalam hati mereka, mereka menampakan keislāman diantara manusia. √ Mengucapkan kalimat Lā ilāha illallāh. √ Mengatakan kalimat Muhammadur rasūlullāh. ⇒ Secara lisan zhahir akan tetapi didalam bathinnya dia mengingkari ini semua. Maka orang yang demikian keadaannya, tidak akan bisa menjawab pertanyaan dialam kubur yang dinamakan dengan fitnah kubur. Sebagaimana yang dikabarkan oleh Rasūlullāh shallallāhu alayhi wa sallam ketika orang munāfiq ditanya mereka mengatakan, “hah… hah” artinya mereka tidak bisa menjawab pertanyaan tersebut, padahal mereka didunia dia mengucapkan “Lā ilāha illallāh” sebagaimana orang-orang Islām mengucapkan “Lā ilāha illallāh” dan dia didunia mengucapkan “Muhammadur rasūlullāh”, sebagaimana orang-orang Islām mengucapkan “Muhammadu rasūlullāh”. Akan tetapi dia tidak mengucapkan ucapan tersebut dengan ikhlās, akan tetapi hanya secara zhahir lisan tanpa diyakini didalam hatinya. Oleh karena itu tidak heran apabila pengarang disini mengarang sebuah kitāb yang ringkas mudah dipahami oleh semua, baik orang awam, seorang penuntut ilmu apalagi seorang ulamā dengan harapan masing-masing dari kita baik seorang muslim maupun muslimah bisa mempersiapkan diri untuk bisa menjawab pertanyaan dialam kubur yang dinamakan dengan fitnatuqabr menjawab pertanyaan tersebut dengan baik dan juga dengan benar. Dan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab beliau adalah seorang yang sangat gigih didalam dakwahnya, dan beliau lahir di sebuah daerah di Jazirah Arab yang dinamakan dengan Uyainah pada tahun 1115 Hijriyyah dan beliau menuntut ilmu agama dimulai dari keluarganya, karena bapak beliau juga seorang ulamā dan sudah menghapal Al Qurān ketika beliau berumur 10 tahun, kemudian setelah itu melanjutkan mempelajari ilmu-ilmu yang lain bersimpuh dihadapan para ulamā yang ada di Najed, Hijaz, kota Mekkah, kota Madīnah. Beliau datang kepada mereka menuntut ilmu agama termasuk diantaranya berguru kepada seorang muhadīts di kota Madīnah ini yaitu Syaikh Muhammad Al Hayah As Sindi rahimahullāh dan juga ulamā-ulamā lain kemudian setelah itu beliau memulai dakwahnya menyebarkan ilmu agama mengajak, manusia kembali kepada Allāh, kembali, kepada agama Allāh, mengarang banyak kitāb-kitāb yang bermanfaat diantaranya adalah; √ Kitābul At Tauhīd. √ Al Qawā’idul Arba’. √ Al Ushūlu As Sittah. √ Ushūlul Imān. √ Adabul Masyyi ilā Ash shalāh. √ Kasyfu syubhat. Termasuk diantaranya kitāb yang in syā Allāh akan kita pelajari yaitu Al Ushūlu AtsTsalātsah wa Adilatuhā 3 landasan utama dan juga dalīl-dalīlnya. Dan beliau meninggal dunia pada tahun 1206 Hijriyyah. Itulah yang bisa kita sampaikan. وبالله التوفيق و الهداية والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 👤 Ustadz Abdullāh Roy, MA 📗 Silsilah Beriman Kepada Takdir Allah 🔊 Halaqah 7 Cara Beriman dengan Takdir Allah Bagian 4 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 CARA BERIMAN DENGAN TAKDIR ALLAH BAGIAN 4 السلام عليكم ورحمة الله وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين ☪ Halaqah yang ke-7 dari Silsilah ilmiyyah Beriman Kepada Takdir Allah adalah tentang “ Cara Beriman dengan Takdir Allah Bagian 4”. Cara Beriman dengan Takdir Allah adalah dengan mengimani Marotibul Qadar tingkatkan-tingkatan takdir yang jumlahnya ada empat Diantara Cara Beriman dengan Takdir Allah adalah dengan mengimani tingkatan takdir yang ke-3 yaitu 3⃣. Masyiiatullah atau Kehendak Allah. Dan yang dimaksud adalah beriman bahwa apa yang Allah kehendaki pasti terjadi dan apa yang tidak Allah kehendaki maka tidak akan terjadi. Dan apa yang ada di langit dan di bumi berupa bergeraknya sesuatu atau diamnya sesuatu maka dengan kehendak Allah dan tidak mungkin terjadi di kerajaan Allah Subhānahu wa Ta’āla apa yang tidak dikehendaki-Nya. Diantara dalilnya dari Al Qur’an adalah firman Allah إِنَّمَا أَمْرُهُ إِذَا أَرَادَ شَيْئًا أَنْ يَقُولَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ “Sesungguhnya perkara Allah apabila menginginkan sesuatu adalah mengatakan Jadilah.’, maka jadilah dia.” [QS Ya-Sin 82] Dan Allah berfirman وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ لَآمَنَ مَنْ فِي الْأَرْضِ كُلُّهُمْ جَمِيعًا ۚ… “Dan seandainya Rabb-mu menghendaki niscaya akan beriman seluruh yang ada di bumi.” [QS Yunus 99] Dan Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَنْ تَشَاءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاءُ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاءُ ۖ… “Katakanlah, Ya Allah yang memiliki kerajaan, Engkau memberi kekuasaan kepada siapa yang Engkau kehendaki dan mencabut kekuasaan dari siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau memuliakan siapa yang Engkau kehendaki dan menghinakan siapa yang Engkau kehendaki.” [QS Ali Imran 26] Dan Allah berfirman وَمَا تَشَاءُونَ إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ “Dan tidaklah kalian menginginkan kecuali dengan kehendak Allah Rabb semesta alam.” [QS At-Takwir 29] Adapun dari As-Sunnah, maka Rasulullah ﷺ bersabda, ▫️ لا يقل أحدُكم اللهمَّ اغفر لي إن شئتَ ، ارحمني إن شئتَ ، ارزقني إن شئتَ ، وليَعزِمْ مسألتَه ، إنَّهُ يفعلُ ما يشاءُ ، لا مُكْرِهَ لهُ “Janganlah salah seorang dari kalian mengatakan Ya Allah ampunilah aku jika Engkau menghendaki, sayangilah aku jika engkau menghendaki, berilah aku rezeki apabila engkau menghendaki.’ Maka hendaklah dia menguatkan permintaannya karena Allah melakukan apa yang Dia kehendaki, tidak ada yang memaksanya”. [HR Bukhori] Berkata Al Imam Asy Syafi’i rahimahullah مَا شِئْتَ كَانَ، وإنْ لم أشَأْ – وَمَا شِئْتُ إن لَمْ تَشأْ لَمْ يكنْ “Apa yang Engkau kehendaki ya Allah, terjadi, meskipun aku tidak menghendakinya dan apa yang aku kehendaki kalau Engkau tidak menghendakinya maka tidak akan terjadi.” [Atsar ini dikeluarkan oleh Al Lalika-i di dalam kitab beliau Syarhu Ushuli Itiqadi Ahli Sunnati wal Jamaah Minal Kitabi wa Sunnah Wa Ijmai Shahabah Jilid IV halaman 702] Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya. وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Saudaramu, Abdullāh Roy Di kota Al-Madīnah 🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁🌱🍁🌱🍁🌱🌱🍁 🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍🎍 السلام عليكم ورحمة الله وبركاته الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين Halaqah yang ke-15 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allāh adalah tentang “Kitab Al-Quran Bagian yang Pertama”. Al-Quran secara bahasa adalah mashdar dari قَرَأَ, artinya جَمَعَ yaitu mengumpulkan, Dinamakan demikian karena Al-Quran mengumpulkan kisah-kisah, perintah-perintah, larangan-larangan, pahala dan juga ancaman dan juga mengumpulkan ayat-ayat serta surat-surat satu dengan yang lain. Adapun secara syari’at, maka Al-Quran adalah kalamullah yang diturunkan kepada Rasulullah ﷺ melalui Jibril alayhissalam dan ditulis di dalam mushaf dari awal surat Al-Fatihah sampai akhir surat An-Naas. Allah telah memberikan keistimewaan yang banyak terhadap Al-Quran yang tidak dimiliki kitab-kitab sebelumnya, diantaranya Al-Quran wajib di imani secara terperinci Yaitu dengan – Dibenarkan kabar-kabarnya. – Dilakasanakannya perintah perintahnya. – Dijauhi larangan-larangannya. – Dilaksanakan nasehatnya. – Berhukum dengan Al-Quran di dalam perkara yang kecil maupun yang besar. – Dan beribadah kepada Allah dengan cara yang tercantum di dalamnya dan di dalam sunnah Rasul-Nya ﷺ Al-Quran adalah mu’jizat yang abadi Seandainya seluruh ahli bahasa bersatu untuk mendatangkan yang semisal Al-Quran, niscaya mereka tidak akan mampu, Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman قُلْ لَئِنِ اجْتَمَعَتِ الْإِنْسُ وَالْجِنُّ عَلَى أَنْ يَأْتُوا بِمِثْلِ هَذَا الْقُرْآَنِ لَا يَأْتُونَ بِمِثْلِهِ وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيراً “Katakanlah Seandainya manusia dan jin berkumpul untuk mendatangkan yang semisal dengan Al-Quran niscaya mereka tidak bisa mendatangkan yang semisalnya meskipun sebagian membantu sebagian yang lain.” Al-Isra 88 Dan di dalam hadits Rasulullah ﷺ bersabda مَا مِنَ الأَنْبِيَاءِ نَبِيٌّ إِلّاَ أُعْطِيَ مَا مِثْلهُ آمَنَ عَلَيْهِ الْبَشَرُ وَإِنَّمَا كَانَ الَّذِي أُوتِيتُهُ وَحْيًا أَوْحَاهُ اللَّهُ إِلَيَّ فَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ أَكْثَرَهُمْ تَابِعًا يَوْمَ الْقِيَامَة “Tidak ada seorang Nabi kecuali diberi ayat-ayat yaitu tanda-tanda kekuasan Allah atau mu’jizat yang seharusnya beriman dengannya manusia. Dan sesungguhnya yang diberikan kepadaku adalah wahyu yang Allah wahyukan kepadaku yaitu Al-Quran maka aku berharap menjadi orang yang paling banyak pengikutnya di hari kiamat.” HR Bukhari dan Muslim Diantara keistimewaan Al-Quran, Allah telah berjanji untuk menjaganya dari pengubahan, baik lafazh maupun maknanya. Dijaga lafazhnya sehingga tidak bisa ditambah dan tidak dikurangi, dan dijaga maknanya dari makna-makna yang menyimpang, Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ “Sesungguhnya Kamilah yang telah menurunkan Adz-Dzikr yaitu Al-Quran dan sesungguhnya Kamilah yang menjaganya.” Al-Hijr 9 Dan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman لَا يَأْتِيهِ الْبَاطِلُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَلَا مِنْ خَلْفِهِ تَنْزِيلٌ مِنْ حَكِيمٍ حَمِيدٍ “Al-Quran tidak didatangi kebathilan, baik dari depan maupun dari belakang, diturunkan dari Dzat Yang Maha Bijaksana Lagi Maha Terpuji.” Fushshilat 42 Oleh karena itu, Allah menyiapkan di sana, Orang-orang yang menghafal Al-Quran, Para ulama yang menerangkan pemahaman yang benar tentang ayat-ayat Al-Quran dari masa ke masa, dari zaman Nabi ﷺ sampai zaman kita dan sampai Allah mengangkat Al-Quran di akhir zaman Mereka menghafal dan memahami maknanya dan istiqamah di dalam mengamalkannya, mengkhidmah Al-Quran dengan berbagai cara; Ada yang menulis tafsirnya baik yang singkat maupun yang panjang lebar, Ada yang mengarang tentang cara penulisannya, tentang cara membacanya, tentang i’rabnya, dan lain-lain. itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya. وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Saudaramu, Abdullāh Roy Di kota Al-Madīnah Accès aux normes Pour accéder aux normes nationales et internationales d'information sur la santé sous licence par exemple celles de SNOMED CT, ouvrez simplement une session sur votre compte Inforoute et acceptez chaque année les conditions d'utilisation et accords de licence. Des frais ne sont exigés que pour l'accès au matériel d'H7 International et son utilisation. Tous les outils informatiques de SNOMED CT, de la LOINC et d'Inforoute sont fournis sans frais aux utilisateurs qui possèdent un compte actif auprès d'Inforoute. Inforoute peut utiliser l’information fournie au moment de l’ouverture d’un compte d’Inforoute pour satisfaire à ses engagements contractuels avec des donneurs de licence comme HL7 International et SNOMED International, ou pour demander des commentaires sur des artéfacts téléchargés via Terminology Gateway ou Terminology API. Si vous souhaitez ne plus recevoir de courriels de commentaires sur les téléchargements de terminologie de la part de l’organisation responsable, veuillez nous envoyer un courriel pour retirer votre nom de la liste d’envoi. En savoir plus au sujet de l'accès aux normes.

hsi 7 halaqah 1